
Banjarnegara—Dalam rangka memperdalam pemahaman keislaman dan memperkuat praktik hidup sehat sesuai tuntunan Al-Qur’an, MTs Negeri 1 Banjarnegara menggelar kajian tafsir bertema “Makanan Halal dalam Perspektif Al-Qur’an” pada Senin (21/7) Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 8C Unggulan Tahfiz dan berlangsung di ruang kelas mereka mulai pukul 07.00 hingga 08.35 WIB.
Kajian ini dipandu oleh guru Fikih sekaligus pembimbing kelas unggulan Tahfiz, Ustadz Khoerul Mahbub yang dikenal sebagai sosok inspiratif dan aktif membimbing siswa dalam hafalan dan pemahaman kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan pendekatan yang interaktif dan penuh semangat, keduanya berhasil menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami oleh para siswa.
Dalam pemaparannya, Ustadz Khoerul Mahbub menekankan pentingnya memahami konsep halal dan thayyib yang disebut dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 168.
“Wahai sekalian manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik (thayyib) dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Ia menjelaskan bahwa halal tidak hanya berarti boleh secara hukum syariat, tetapi juga thayyib yang berarti baik dan menyehatkan.
“Ayat ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya memperhatikan aspek legalitas makanan, tetapi juga kesehatannya. Maka dari itu, makanan yang dikonsumsi seorang Muslim seharusnya tidak hanya bebas dari unsur haram, tetapi juga bergizi dan bermanfaat,” ujar Ustadz Khoerul Mahbub di hadapan para siswa.
Ia juga melengkapi kajian dengan menjelaskan tentang beberapa makanan yang secara eksplisit dilarang dalam Al-Qur’an seperti dalam Surah Al-Ma’idah ayat 3. Ia menyebutkan bahwa umat Islam harus mewaspadai makanan-makanan yang tidak jelas asal-usulnya atau bercampur dengan bahan-bahan yang haram seperti darah, bangkai, daging babi, dan makanan yang disembelih bukan atas nama Allah.
“Kesadaran untuk memilih makanan halal harus dimulai dari usia muda. Apalagi kalian sebagai penghafal Al-Qur’an, harus mampu menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan makanan,” jelasnya dengan penuh penekanan.
Suasana kajian berlangsung hang-at dan aktif. Para siswa tampak antusias mengikuti setiap penjelasan yang disampaikan oleh para pembimbing. Beberapa siswa bahkan aktif bertanya tentang hukum beberapa makanan kekinian yang sedang populer di kalangan remaja, seperti makanan cepat saji, snack import, hingga minuman kekinian yang viral di media sosial.
Khoerul Mahbub memanfaatkan media visual berupa poster bergambar aneka buah-buahan segar dan lingkungan alam untuk menekankan pentingnya pola hidup sehat. Hal ini juga dimaksudkan agar para siswa lebih mudah memahami konsep makanan yang thayyib dalam praktik keseharian.
“Poster ini bukan hanya pajangan, tapi juga pengingat bahwa Allah menciptakan makanan alami yang sangat baik untuk tubuh kita. Maka, biasakanlah mengonsumsi buah, sayur, dan makanan yang minim proses kimia,” kata Ustadz Khoerul Mahbub sambil menunjuk gambar buah-buahan di papan tulis.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menambah wawasan, tetapi juga merupakan bagian dari pendidikan karakter dan pembentukan gaya hidup Islami di lingkungan kelas unggulan Tahfiz. Kepala MTsN 1 Banjarnegara, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh wali kelas, menyatakan bahwa pembelajaran berbasis tafsir seperti ini adalah salah satu upaya sekolah untuk membangun generasi Qur’ani yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga sehat jasmani.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga mampu menjadikannya sebagai pedoman hidup yang nyata. Termasuk dalam urusan makan, mereka harus belajar memilih yang halal dan thayyib,” ungkap Kepala Madrasah dalam pesannya.
Salah satu siswa, Denessia Alya Khairanissa , mengaku sangat senang mengikuti kajian ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan membuatnya lebih berhati-hati dalam memilih makanan.
“Dulu saya tidak terlalu memperhatikan komposisi makanan, asal enak saja. Tapi setelah tahu ada kandungan yang bisa jadi haram, saya jadi lebih teliti dan belajar mengecek label halal,” ujar Denessia.
Senada dengan Denessia, Abidzar Alghifari menambahkan bahwa pembahasan ini membuka wawasannya tentang pentingnya menjaga tubuh dengan makanan sehat sesuai syariat.
“Sekarang saya paham bahwa menjaga tubuh dengan makanan sehat itu bagian dari ibadah juga,” katanya.
Kegiatan kajian tafsir ini ditutup dengan doa bersama dan harapan agar ilmu yang didapat bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Para pembimbing mengingatkan agar para siswa terus mengaitkan setiap aspek kehidupan mereka dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
Dengan kajian semacam ini, MTs Negeri 1 Banjarnegara membuktikan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang Qur’ani, sehat lahir batin, dan berkarakter Islami. Kajian ini pun menjadi pengingat bahwa keimanan tidak hanya terletak di hati dan pikiran, tetapi juga tercermin dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari termasuk dalam memilih makanan. (lin)