
Banjarnegara–Suasana pagi yang sejuk dan penuh semangat menyelimuti lingkungan MTs Negeri 1 Banjarnegara pada hari Rabu, 16 Juli 2025. Tepat pukul 10.00 WIB, seluruh peserta Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) masih berkumpul di Masjid Darul Ulum untuk mengikuti rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan madrasah dengan materi Pengenalan Sarana dan Prasarana di Madtsansa. Materi ini menjadi salah satu fondasi penting dalam mengenalkan peserta didik baru terhadap berbagai fasilitas penunjang pembelajaran yang tersedia di madrasah.
Materi ini disampaikan oleh narasumber internal yang sangat berkompeten di bidangnya, yakni Ahmad Munir Efendi, selaku Wakil Kepala Madrasah urusan Sarana dan Prasarana. Dengan pembawaan yang tenang, komunikatif, dan penuh antusiasme, Ahmad Munir Effendi berhasil membimbing para peserta memahami peran vital sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Dalam materinya, Ahmad Munir Efendi menyampaikan bahwa keberadaan sarana dan prasarana bukan sekadar pelengkap dalam dunia pendidikan, tetapi merupakan tulang punggung yang memastikan proses pendidikan berjalan dengan lancar dan optimal.
“Seringkali kita menganggap ruang kelas dan bangku sebagai sesuatu yang biasa saja. Padahal, di balik setiap kursi, papan tulis, dan ruang laboratorium, ada upaya serius dari banyak pihak untuk memastikan kalian bisa belajar dengan nyaman,” ujarnya di hadapan lebih dari 300 peserta Matsama.
Ahmad Munir Effendi juga menekankan bahwa fasilitas pendidikan yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata, dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh warga madrasah.
Materi disampaikan secara sistematis dan menyeluruh. Ahmad Munir Efendi membagi pemaparannya ke dalam beberapa segmen utama, dimulai dari pengenalan jenis-jenis sarana dan prasarana, pengelolaan dan pemeliharaannya, hingga keterlibatan siswa dalam menjaga dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab.
Sarana pendidikan mencakup segala bentuk alat, perlengkapan, dan peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Ruang kelas yang nyaman, perpustakaan yang kaya akan koleksi buku akademik, buku fiksi, ensiklopedia, hingga sumber referensi digital, yang semuanya dirancang untuk mendukung kebiasaan literasi siswa, Laboratorium IPA dan komputer, lapangan dan sarana OR, ruang UKS, masjid dan beberapa area khusus.
Dengan menggunakan analogi yang sederhana, Ahmad Munir Effendi menjelaskan fungsi sarana pendidikan seperti “alat-alat bedah bagi seorang dokter”, yang tanpanya pembelajaran hanya akan menjadi teori belaka.
Jika sarana adalah alat kerja maka prasarana adalah ruang kerja. Ahmad Munir Efendi menegaskan pentingnya infrastruktur yang baik untuk mendukung semua kegiatan pembelajaran dan non-pembelajaran. Di MTs Negeri 1 Banjarnegara,
“Prasarana itu seperti tulang rangka dalam tubuh manusia—mungkin tidak selalu terlihat, tapi menopang semua aktivitas kita.” ucap Ahmad Munir Effendi.
Partisipasi Siswa dalam Pemeliharaan
Salah satu poin penting yang ditekankan dalam sesi ini adalah keterlibatan siswa dalam merawat dan menjaga sarana dan prasarana yang ada. Ahmad Munir Efendi menekankan bahwa kualitas fasilitas tidak hanya bergantung pada kemegahannya, tetapi juga pada seberapa bijak penggunanya memperlakukan fasilitas tersebut.
“Menjaga kebersihan kelas, tidak mencorat-coret meja, menggunakan alat laboratorium sesuai prosedur, dan tidak sembarangan mematikan AC atau lampu—itu semua bentuk kecintaan kalian terhadap madrasah,” tegasnya.
Sebagai bagian dari program literasi visual, peserta Matsama juga diajak menyaksikan tayangan dokumenter singkat yang memperlihatkan berbagai fasilitas madrasah dari sudut pandang sinematik, yang membuat siswa lebih menghargai infrastruktur yang telah disediakan.
Salah satu siswa, Abiyyu Rafianto bertanya tentang bagaimana proses pengadaan fasilitas baru dilakukan. Ahmad Munir Efendi pun menjawab dengan rinci, menjelaskan bahwa proses pengadaan dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan, pengajuan anggaran, verifikasi oleh pihak madrasah dan Kemenag, hingga tahap implementasi fisik.
Pertanyaan lain datang dari Yazid Abdillah, yang bertanya mengenai langkah konkret yang dapat dilakukan siswa untuk ikut menjaga sarana madrasah. Munir menjawab bahwa madrasah memiliki Tim Sekolah Sehat, Duta Kebersihan Kelas, serta program Jumat Bersih yang melibatkan seluruh warga madrasah untuk aktif menjaga lingkungan fisik madrasah.
Untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan, panitia Matsama mengadakan kegiatan tur keliling madrasah usai sesi di masjid selesai. Dalam kegiatan ini, peserta Matsama secara berkelompok mengunjungi berbagai ruang penting di madrasah yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh narasumber.
Setiap kelompok dipandu oleh panitia OSIM. Mereka menjelaskan fungsi setiap ruangan, aturan penggunaannya, serta nilai-nilai tanggung jawab yang melekat dalam pemanfaatannya.
Di akhir sesi, Ahmad Munir Efendi menutup dengan sebuah pesan mendalam: “Kalian adalah generasi penerus. Suatu saat nanti kalian yang akan duduk di kursi OSIM, jadi pengurus madrasah, atau bahkan menjadi bagian dari pembangunan fasilitas pendidikan di masa depan. Maka dari sekarang, tumbuhkan rasa memiliki dan cinta terhadap lingkungan madrasah kalian.”
Pesan tersebut mendapat sambutan tepuk tangan dari peserta, menunjukkan bahwa semangat untuk menjaga dan mencintai madrasah telah mulai tumbuh dalam diri siswa baru. (Lin)