
Banjarnegara—Media sosial sudah seperti lisan di zaman modern seperti sekarang ini. Dalam Islam, lisan adalah senjata yang bisa menjadi zikir namun bisa berpotensi menjadi dosa. Media sosial adalah lisanmu maka hati-hatilah! Hal itu disampaikan secara langsung oleh Linara, wakil kepala urusan humas MTs Negeri 1 Banjarnegara pada kegiatan MATSAMA (Masa Taaruf Siswa Madrasah) pada Rabu (16/7).
Media sosial adalah sebuah media online, dengan cara penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi. Perkembangan media sosial akhir-akhir ini sangat pesat. Sehingga menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyaknya masyarakat yang menggunakan media sosial namun kurang memahami makna medianya itu sendiri.
“Menurur saya, media sosial adalah wajah. Baik pribadi maupun instansi. Oleh karenanya kita harus benar-benar cerdas dalam menggunakanya. Singkatnya, jangan asal bermedia sosial agar wajah itu akan nampak indah dan menampakkan citra baik serta positif,” ucap Linara di hadapan seluruh peserta Matsama.
Menurutnya apapun hasil yang dipublikasikan melalui media sosial harus perlu penyaringan dan kita harus paham betul, mana yang perlu di publikasi dan mana yang harus diprivasi.
Pasalnya, media sosial seakan menjadi tempat menumpahkan segala aktivitas yang tidak jarang mengesampingkan beragam etika yang ada. Hal ini dilihat dari penggunaan bahasa non baku dan tidak resmi dalam berkomunikasi.
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, pesan, ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lainnya. Komunikasi akan lebih efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan.” lanjut Linara.
Linara juga mengajak seluruh siswa baru untuk mengenal lebih dekat semua akun sosial media Madtsansa dan menjadi bagian aktif dari media sosial tersebut.
“Menjadi bagian yang aktif dari semua sosial Madtsansa tentu dengan ikut menghidupkan semua sosial media Madtsansa. Menjadi follower, aktif memberikan like dan komentar serta menjadi viewer setia dari seluruh postingan yang dipublish oleh tim kreatif, Madtsansa” pesan Linara.
Linara menyampaikan adab dalam bermedia sosial menurut perspektif Islam yang meliputi Tabayyun, Sidiq, Tasamuh, Menutup Aib dan Tidak Ghibah.
“Tabayyun adalah melakukan klarifikasi yakni mengecek kebenaran berita. Sidiq berarti jujur atas konten atau postingan yang kita buat. Tidak membuat kebohongan demi mendapatkan konten viral. Sementara itu Tasamuh atau toleran artinya menghormati perbedaan. Dengan demikian, harapan dari MTs N 1 Banjarnegara bahwa siswa siswi turut hadir memberikan pengaruh positif ke khalayak publik dengan mempublikasikan hasil kreasi dan prestasi di tengah gempuran revolusi industri.” pungkas Linara. (Fy)